Saturday, January 28, 2012

Sengsara Membawa Nikmat..!!

Kisah wanita sholehah Nurani Satrio Herlambang MP3
ASS. AL. WR. WB
PENDENGAR NURANI YANG BAIK
sungguh hidup ini telah memberiku banyak arti.., hari-hari yang kulalui sejak kecil hingga saat ini, telah membuatku semakin sadar bahwa aku hanyalah mahluk kecil yang tidak ada apa-apanya dihadapan allah, sebenarnya aku berkisah malam ini dengan tidak ada tendensi apapun selain berharap bahwa imanku semakin dikuatkan oleh allah dalam melewati hari esok yang masih rahasi bagiku..

Pendengar nurani yang baik,

aku terlahir dari keluarga yang sangat berkecukupan, ayah dan ibuku memiliki usaha textil didaerahku dimanado, seluruh keluargaku berketurununan tionghoa dan memeluk agama non muslim, aku adalah putri pertama dari 2 bersaudara, yang sangat diharapkan menjadi penerus bisnis dan usaha orang tuaku, maklum selain aku anak tertua, aku tidak memiliki saudara laki-laki, harapan orang tuaku itupun mulai diperlihatkan sejak aku kecil, betapa tidak, aku selalu dimanja, disayang, dan dipenuhi seluruh kebutuhanku tanpa memandang jumlah dan nominal dari harta yang keluar untuk memenuhi seluruh kebutuhanku, aku bahkan disekolahkan disekolah-sekolah bonafit dan berkelas, agar kualitas pendidikanku terjamin dan bisa diandalkan untuk kelangsungan bisnis perusahaan keluargaku, pergi kesekolah diantar dan dijemput dengan mobil pribadi keluargaku, dan tepat dihari ultahku yang ke 16, ayahku memberiku hadiah sebuah mobil mewah untuk aktifitasku diluar, saat itu serasa lengkaplah seluruh hidupku, aku selalu diperlakukan bak seorang putri mahkota yang akan mewarisi tahta kerajaan keluargaku..hingga akhirnya memasuki semester tujuh, aku terpesona pada kakak seniorku yang begitu bersahaja dalam pandanganku dan sempurna untuk dijadikan calon pendampingku, dan akhirnya perasaanku bersambut darinya dan tidak bertepuk sebelah tangan, kami menjalin hubungan asmara layaknya pasangan muda-mudi lainnya hingga hubungan itu sampai ketelinga orang tuaku, jujur, mendengar kabar itu alangkah marahnya ayah dan ibuku serta seluruh keluarga besarku, karena tradisi pada keluargaku, kami harus dinikahkan dengan orang yang berdarah sama dan dari kalangan yang setingkat level ekonominya dengan keluargaku, sedangkan kekasihku (ahmad) namanya, hanyalah pemuda desa biasa yang tidak memeiliki kelebihan apappun selain kecerdasaan dan sopan santunnya, kemarahan itupun semakin bertambah kala mengetahui bahwa kak ahmad adalah pemuda muslim, begitu murkanya kedua orang tuaku hingga mereka mencekal seluruh aktifitasku diluar termasuk bertemu dengan kak ahmad, hatiku sedih saat itu karena kekayaan yang kumiliki tidak dapat memberiku kebahagiaan sedikitpun, hari-hari aku lalui dengan deraian air mata, aku jadi benci dengan keluargaku sendiri, bahkan ketika ada kesempatan, aku memilih kabur dari rumah dan meninggalkan seluruh kekayaan yang akan diwariskan padaku, saat itu kutemui kak ahmad dan aku memelas dihadapannya untuk segera menjadikan aku sebagai mahromnya, bahkan untuk itu semua aku rela meninggalkan agamaku dan memeluk agamanya mas ahmad yakni agama islam, tak ada yang aku fikirkan selain hidup bahagia bersama lelaki pilihan hatiku, meskipun harus mengorbankan kebahagiaan yang melimpah dan agama yang aku anut sejak kecil, dengan melalui banyak pertimbangan dari berbagai pihak termasuk keluarga bersarnya kak ahmad, akhirnya aku dibaiat menjadi seorang muslimah dengan melafazkan 2 kalimah syahadat dan namaku yang semula mariah diganti menjadi mariam, alangkah bahagianya aku saat itu tak kala melewati proses keislamanku dan akhirnya diperistri oleh kekasih pujaan hatiku, untuk menghindari keluargaku, aku memilih berhenti kuliah dan kak ahmad alhamdulillah meneruskan kuliahnya sampai tamat meskipun sering tidak tenang karena selalu berhadapan dengan keluargaku, anehnya keluarga tidak membencinya…dan memperlakukannya kasar, semula kufikir mereka akan menerima keberadaan kami saat ini, menerima aku yang telah menjadi muslim dan bersuamikan pemuda muslim, tapi ternyata dugaanku salah, karena 2 bulan setelah minggatnya aku dari rumah, aku menerima sepucuk surat dari pos yang dialamtkan kerumah kak ahmad, sebuah surat yang ternyata berisi sesuatu yang sangat mencengangkan aku..surat pemutusan darah dan pernyataan pengalihan harta warisan pada adikku, mataku sempat menetes saat itu, ya..sempat menetes, bukan karena tak dapat warisan lagi, tapi karena diputiskan pertalian darah dan tidak diakui lagi sebagai anak mereka, membaca surat itu, aku mencoba menarik nafasku dan menyunggingkan bibirku berusaha tersenyum meski dalam kepiluan, aku berusaha sekuat tenagaku menerima kenyataan itu, dan dari kak ahmad aku berusaha sembunyikan surat itu, aku tidak ingin dia sedih dengan semuanya.. Pendnegar nurani yang baik.. Waktu terus bergulir hingga membawa usia pernikahan kami memasuki tahun kedua, alhamdulillah dari pernikaah tersebut, kami telah dikaruniai seorang putri yang cantik yang akhirnya kami beri nama jamilah, bersuamikan kak ahmad dan dikaruniai jamilah membuatku sangat bahagia, sangat bahagia melebihi bahagiaku naik mobil mercy hadiah pemberian dari ayah dulu, dan melebihi kebahagiaan-2ku lainnya..subhanallah, aku selalu memanjatkan rasa syukur kepada allah dengan selalu menajdi muslimah yang taat, aku mengaktifkan diriku dimajlis-majlis taklim dan pengajian ibu-ibu…aku berusaha mengahpus dari benakku bahwa aku dulu dibesarkan dilingkungan non muslim dan dari keturunan tionghoa, yang aku berusaha wujudkan adalah bagaimana aku bisa menjadi muslimah yang taat dan merealisasikan isi al-qur’an dalam keseharianku…namun..malang sungguh malang..ditengah-tengah rasa bahagiaku dan ikhtiarku menjadi seorang muslimah yang taat, allah mengujiku dengan cobaan yang dahsyat, betapa tidak, entah syetan apa yang telah merasuki suamiku, hingga dia terelena dengan wanita lain yang kabarnya merupakan mantan kekasihnya sejak sma dulu, wanita itu ternyata telah masuk dalam kehidupan rumah tanggaku semenjak jamilah berusia 8 bulan dalam kandunganku dan aku tidak menyadarinya karena kak ahmad pandai menyembunyikannya dariku dan aku teramat sanagat percaya padanya, aku tidak menyangka sama sekali kalau kak ahmad akan melakukan ini padaku, meskipun hatiku telah hancur dengan apa yang telah diperlakukan kak ahmad padaku, aku berusaha bersabar dengan semuanya, dan berusaha menerima semua kenyataan pahit itu meskipun dihatiku tersimpan selaksa tangis dan air mata, wanita mana yang rela diduakan dan dimadu, tapi apa hendak dikata, nasi telah menjadi bubur, kak arman telah berlaku kotor pada kekasih gelapnya tersebut dan mau tidak mau harus mempertanggung jawabkan perbuatannya sendiri dengan menikahi gadis tersebut, dalam kehampaan dan tetesan air mata yang tak bisa dibendung, aku berusaha merelakan kak ahamad menduakan aku dengan menikahi gadis pujaan hatinya tersebut, tapi, yang sangat membuat aku sangat terperenjat dan bertambah sedih, ternyata ditengah keikhlasanku menerima kehadiran istri kedunya menjadi maduku, justru istri keduanya yang tidak ingin ada cinta yang terbagi diantara kami dan dia meminta kak ahmad untuk menceraikan aku, pilu dan hancur hatiku mendengar kabar tersebut, aku tak menyangka sama sekali kalau akhirnya aku harus menerima pil pahit dari apa yang telah aku korbankan selama ini, demi kehormatanku dan masa depan anakku, aku berusaha memelas dihadapan kak ahmad untuk tidak menceraikan aku, dan mempertimbangkan lagi keputusannya untuk menceraikan aku, tapi tangisanku tak dihiraukannya, sebab saking cintanya pada istri barunya, aku akhirnya diceraikannya secara resmi dihadapan pengadilan agama, dan menceraikan aku beberapa kali dengan lisannya, air mataku tak terbendung saat itu..sulit kuliskan hancurnya perasaanku saat itu, sebab aku telah rela meninggalkan orang tua, kekayaan bahkan agamaku sendiri untuk dirinya, namun akhirnya aku menerima kenyataan pahit setelah menyadari bahwa statusku berubah menjadi mantan istrinya,ya allah..apa dosaku selama ini..apakah aku tidak taat padamu, apakah aku bersalah padamu.., sehingga ujian ini terlalu berat kau timpakan padaku…, hari itu, tepatnya tanggal 28 desember 2009, aku mengemasi pakaianku dan pakaian jamilah, sebab aku didateline oleh kak ahmad dan istri barunya untuk segera meninggalkan rumah sehari setelah pengadilan resmi memutuskan cerai atas pernikahan kami, dengan sejuta kepedihan dihati dan linangan air mata, aku dan putri kecilku jamilah yang saat itu baru berusia 3 tahun 2 bulan menapakkan kaki keluar dari rumah kecil tempat aku dulu melewatkan hari-hari indah bersama kak ahmad hingga jamilah lahir melengkapi kebahagiaan tersebut, untuk yang kesekian kalinya kutatap rumah yang telah memberiku banyak kenangan didalamnya..kulangkahkan kakiku dengan tanpa arah tujuan, aku tak tahu harus pergi kemana karena seluruh keluargaku telah membuangku dan tak mengakui aku lagi sebagai anak mereka, semuanya seolah serak kurasa, bahkan air mata seolah mengering membasahi kelopak mataku, kucium dan kutatap lekat-lekat wajah putriku yang tertidur pulas dalam dekapan gendonganku, aku telah hancur..semuanya telah sirnah..?Haruskah aku kembali pada orang tuaku lalu memohon dan menghiba dikaki mereka untuk diampuni dan dimaafkan?, haruskah aku kembali kemereka dan kembali pada agamaku yang dulu..berbagai perasaan bercampur dan berkecamuk didalam dadaku..sesak nafas ini..hingga tak ada lagi yang bisa kuungkapkan selain air mata yag terus berderai…hingga akhirnya tak kala aku berhenti berteduh disebuah mesjid tak jauh dari kampungku, ada seorang wanita muslimah bercadar datang menghampiriku dan prihatin dengan keadaanku yang membawa banyak barang dan ada anak kecil dalam gendonganku…, ternyata sejak tadi wanita bercadar itu memperhatikan aku hingga tak tahan dengan kondisi yang dilihatnya wanita itu penasaran dan menghapiriku, disapanya aku dengan ucapan salamnya yang lembut, dirangkulnya aku dengan penuh cinta, dan dilepaskannya aku dari beban yang beratku saat itu…dengan lembut dan santunnya sang wanita muslimah bercadar itu mengajakku keruangan tertutup dimana hanya aku dan dia juga jamilah didalam ruangan itu, dan dibukannya kain hitam penutup cadarnya, dengan lembutnya diperkenalkan namanya yang anggun…khumairoh, nama yang cantik secantik wajahnya, dengan seksamanya dia menyimak kisah kehidupan yang kututrkan padanya, berderai air matanya mendengarkan kisah yang mengalir dari bibirku, didekapnya aku dengan eratnya dan dinasehatinya aku dengan kalimat-kalimat yang teduh yang keluar dari bibirnya..kalimat-kalimat yang cukup membuatku kembali tegar dengan niatku sebelumnya. Menjadi muslimah yang taat dan sholehah.., kubuang jauh-jauh niat rencana dan bujukan syetan yang menghasut fikiranku untuk kembali pada keluarga dan agamaku dulu…biarlah..aku akan melanjutkan hidupku dengan segenap doa dan ikhtiarku untuk senantiasa istiqamah dalam agama allah..,

pendengar nurani yang baik..

Ternyata khumairoh tidak meninggalkan aku begitu saja..diajaknya aku kerumahnya di daerah tomohon, khumairoh adalah nama kuniahnya, kuketahui ternyata dia pernah menimba ilmu di sebuah perguruan tinggi islam dimakassar dan saat ini sedang bersilaturahim kekampungnya ditomohon, selang 2 bula setelahnya aku dan jamilah diajaknya hijrah ke sulawesi selatan tepata di endrekang..subhanallah, kini aku menajlani hari-hariku dengan senyuman meski kenangan pahit belum hilang dari benakku, tapi aku yakin, inilah cobaan bagiku…khumairoh selalu menguatkan aku dengan segudang nasehatnya, diantaranya yang tidak kulupa adalah “bahwa allah lebih mengetahui apa-apa yang dalam diri kita dan yang akan terjadi menimpa kita dihari esok, maka senantisa dekatkanlah diri kita padanya, dan senantiasa meluruskan niat kita, dan insya allah dia akan menggantikan sesuatu yang lebih baik dari apa-apa yang telah pergi atau hilang dari diri kita”. Kini aku menjalani hari-hariku bersama putriku di kampung kecil disini, alhamdulillah bahagia..kubulatkan tekadku untuk menajadi wanita sholehah meskipun aku seorang mu’alaf..aku mengikuti pengajian rutin di halaqahnya khumairoh…ya allah..terima kasih karena kau masih mengizinkan aku tersenyum setelah air mataku hampir mengering..beri aku kekuatan ya allah..untuk menghadapi hari-hari selanjutnya…. Istiqamahkan aku senantiasa hingga akhir hayatku
wassalam..

UMMU JAMILAH

0 comments:

Post a Comment